Selasa, 18 Februari 2014

DASAR-DASAR "TUNE-UP" PERFORMANCE


I. PENDAHULUAN

    Istilah tune-up dalam permotoran dapat di bedakan dalam :
1. Common tune-up, yaitu penyetelan-penyetelan yang biasa di lakukan di bengkel-bengkel terhadap
    motor standard, dengan tujuan agar kondisi motor tetap dalam keadaan baik (running-well)
2. Tune-up perfomance, yaitu lebih bersipat untuk tujuan mendapatkan kemampuan motor yang lebih        tinggi dari pada standard, misalnya untuk balapan. selain penyetelan-penyetelan,biasanya di lakukan      pula perubahan-perubahan bentuk parts atau pemasangan parts-parts khusus (racingkit/spart kit dan        lain-lain).

selain satu cara yang paling umum bagi para mekanik yang ingin belajar "tune-up for performance" ini adalah dengan cara meniru atau mengikuti sipat sipat dan ciri ciri yang di miliki motor-motor balap. sebagimana di ketahui, ciri-ciri motor balap misalnya adalah:

-     mempunyai compression ratio...tinggi
-     bentuk ruang bakarnya khusus
-     berukuran besar
-     manifold masuk special
-     karburator spesial dan ukuran besar
-     piston berbentuk khusus dan ringan
-     knalpot khusus
-     sistem pengapian spesial (CDI)
-     dan lain-lain

Dengan patokan ciri-ciri tersebut,maka mekanik mulai memperaktekan pad motor-motor standard yang hendak di tune-up menjadi motor-motor berkemampuan tinggi.tetapi bagimanapun juga cara belajar demikian kurang tepat,karena bersipat meraba-raba dan mencoba-coba. sehingga kemungkinan menemui kegagalan-kegagalan sebelum berhasil menjadi sangat besar, yang mana berarti kerugian dalam segi waktu dan pembiayaan.

Cara yang terbaik dengan sendirinya adalah menguasai dasar-dasar teorinya dahulu dan kemudian di gabungkan dengan praktek yang lebih terarah, sehingga dapat du capai hasil yang sebesar-besarnya.para mekanik yang ingin memperdalam pengetahuannya dalam hal tune-up for perpormance ini denga sendirinya haruslah menguasai dahulu dengan sebaik baiknya segala hal mengenai seluk beluk dan teori motor-motor standard. baik segi desainnya, konstruksinya, proses kerjannya dan trouble shootingnya.
bila hal-hal ini telah di kuasaidengan baik barulah mempelajari teknik tune-up for perpormance ini akan menjadi bermanpaat.
dalam tune-up performance ini sering sekali para ahlinya di hadapi dengan hal-hal yang kompromistis, misalkan:

- Bisa saja suatu mesin dinaikan tenaganya (PK) dari 15 PK menjadi 25 PK, putaran mesinnya dari           10.000 rpm menjadi 14.000 rpm.
  Tetapi sampai berapa lama ketahanan mesin ini? Mungkin saja baru 2 putaran disirkuit balap mesin        telah jebol.

- Mekanik compression ratio sebagaimana kitaketahui akan mempertinggi tenaga mesin. tetapi akibat      dari itu, piston-piston ring, bearing, klep dan bagian-bagian mesin yang lain akan menderita gaya            yang  lebih besar yang mungkin saja akan melampui batas daya tahannya.
  Belum lagi, jenis bahan bakar yang dipakai misalnya sudah tidak mencukupi bilangan oktannya.
  Atau panas mesin dan minyak pelumas menjadi sedemikian tingginya sehingga berbahaya bagi mesin    sendiri.

Jadi terlihat bahwa disamping mengerti cara-cara untuk menghasilkan kemampuan mesin yang tinggi ahli tune-up harus pula mengerti dengan tepat cara mengamankan hasil tune-upnya tersebut agar dapat menghasilkan mesin yang bener-bener sesuai dengan yang diinginkan.

II.     HORSE POWER
         Horse Power atau Daya suatu mesin mempunyai satuan Kg m/detik.
         1HP = 75 Kg m/detik artinya daya untuk memindahkan suatu benda sebesar 75 Kg
         sejauh 1 meter dalam waktu 1 detik.

    Rumus Horse Power adalah 

Pe x 3.14 x D x D x S x n x a x z    
               4 x 60 x 75
                                                        
    Jadi untuk memperbesar HP kita harus memperbesar faktor pembilang yaitu Pe, D dan S serta n.
    Yang termudah dilakukan adalah memperbesar faktor D dan S yaitu volume silinder dan akan 
    dijelaskan pada bab berikut:

III. VOLUME SILINDER
        Yang termudah dalam memperbesar HP adalah volume silinder (CC) yaitu :
a. Memperbesar D atau diameter piston
b. Memperbesar S atau stroke/langkah 
Memperbesar diameter dengan jalan piston yang lebih besar sebagai contoh GL 100 menjadi GL 125. dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal : 
- Kompresi akan naik karena bertambahnya volume silinder
- Dinding silinder akan lebih tipis
- Berat piston yang lebig berat akan mempengaruhi balance dan 
- menimbulkan Vibrasi atau getaran
- Piston akan menyentuh Gasket, cylinder head.
- Piston akan menyentuh Cylinder head atau klep.

Memperbesar stroke atau langkah merupakan hal yang rumit dan sebaiknya menggunakan part yang asli Sebagai contoh, crankshaft C700 diganti dengan C800 sehingga Stroke bertambah dari 41,4 menjadi 49,5

Dalam hal ini perlu diperhatikan beberapa hal :
- Cylinder harus sesuai dengan stroke baru yang lebih panjang
- Stud harus lebih panjang
- Rantai mesin ( bila OHC) harus lebih panjang

bersambung!


1 komentar:

Guru SMKN 12 Kab.Tangerang

Foto guru https://drive.google.com/drive/folders/1glgiczQyRRtrojhi6GCk5Ohl8Nuy15kN?usp=sharing